Image dan Identitas

Dalam kunjungan saya di beberapa kota di Jawa Timur, untuk keperluan pekerjaan saya sempat mengunjungi beberapa supermarket yang ada di kota-kota tersebut. Sebuah supermarket yang cukup ramai di sebuah kota kecil di Jawa Timur yang saya kunjungi, saya mendapatkan bahwa kantong belanja yang polos (tanpa sablon). Sempat saya bertanya kepada kasir “Sudah berapa lama supermarket ini berdiri?” dan kasir menjawab “Sudah 6 tahun.” Lalu saya bertanya lagi “Apakah selama ini tidak pernah di sablon untuk kantong plastiknya?” dan dia pun menjawab “Dulu pernah Pak, dan sudah 2 tahun terakhir ini tidak pernah lagi.”

Pembaca yang budiman pernahkah Anda juga mengalami hal yang saya alami? Dalam kondisi saat ini orang jauh lebih memikirkan mengurangi  pengeluaran, demi untuk meningkatkan profit. Padahal mengurangi pengeluaran hanya salah satu bagian dari meningkatkan profit. Ada begitu banyak cara meningkatkan profit selain dari mengurangi pengeluaran.

Ketika sebuah swalayan tidak memberikan identitas (disablon nama swalayan)pada kantong belanjanya, secara tidak langsung swalayan tersebut sudah kehilangan citra atau image. Apa yang terjadi di benak Anda ketika Anda berbelanja di sebuah swalayan terbesar atau Anda membawa pulang makanan cepat saji (fast food), yang mana pada kotak atau kantongan plastiknya tanpa identitas alias polos. Padahal Anda jelas-jelas membeli di sebuah outlet fast food yang cukup terkenal bahkan sudah mengglobal. Pasti di benak Anda “Jangan-jangan ini palsu.” Dan Anda pun ragu untuk membayar lebih mahal sesuai harga yang tertera hanya gara-gara tanpa identitas pada kemasannya dan mungkin Anda akan membatalkan pembelian pada outlet tersebut.

Menurut hemat saya sebuah kemasan membutuhkan identitas untuk meningkatkan image atau citra serta kepercayaan pelanggan.